Pemerintah Tarik Utang Rp614,9 Triliun untuk Tutup Defisit APBN

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 18 Desember 2025 18 jam yang lalu
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (Foto: Repro)
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (Foto: Repro)

Jakarta, MI - Kementerian Keuangan melaporkan pemerintah telah menarik utang baru sebesar Rp614,9 triliun hingga 30 November 2025. Nilai tersebut setara 84,06% dari total target Rp 731,5 triliun dalam laporan semester (lapsem).

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, pembiayaan utang tersebut digunakan untuk menutup defisit 2,78% dari produk domestik bruto (PDB).

Hingga akhir November, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tercatat Rp560,3 triliun, atau setara 2,35% terhadap PDB. 

"Pembiayaan utang telah direalisasikan Rp 614,9 triliun, dan ini adalah 84% dari total outlook Rp 731,5 triliun untuk menutup defisit 2,78% dari PDB. Saat ini defisit 2,35% dari PDB namun sesuai laporan semester di DPR kita perkiraan defisit 2,78% dari PDB. Jadi defisit saat ini 2,35% itu on track. Biasanya pakai disebutnya tekor. Ini on track menuju desain dari APBN," ujarnya dalam konferensi pers APBNKITA di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Kamis (18/12/2025).

Sementara itu, pembiayaan non-utang tercatat sebesar minus Rp41,4 triliun, atau setara 59,57% dari APBN. Skema pembiayaan ini tidak menambah beban utang negara, melainkan diarahkan untuk penempatan investasi pada sektor-sektor tertentu.

Dengan realisasi pembiayaan utang dan non-utang tersebut, total realisasi pembiayaan hingga 30 November 2025 mencapai Rp573,5 triliun, atau 86,63% dari outlook pembiayaan sebesar Rp662 triliun.

"Pemenuhan pembiayaan terkendali melalui langkah antisipatif seperti prefunding, ketersediaan kas yang memadai, serta active cash & debt management," kata Suahasil.

Topik:

defisit-apbn kemenkeu utang