Telkom Resmi Spin-Off Bisnis Fiber ke InfraNexia, Perkuat Pilar Infrastruktur Digital

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 18 Desember 2025 16:54 WIB
Direktur Utama Telkom Dian Siswarini (keempat dari Kiri) menghadiri penandatanganan akta pemisahan (deed of spin-off) InfraNexia di Jakarta, Kamis (18/12/2025). (Foto: PT Telkom Indonesia)
Direktur Utama Telkom Dian Siswarini (keempat dari Kiri) menghadiri penandatanganan akta pemisahan (deed of spin-off) InfraNexia di Jakarta, Kamis (18/12/2025). (Foto: PT Telkom Indonesia)

Jakarta, MI PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) resmi memisahkan sebagian bisnis dan aset fiber connectivity wholesale ke anak usahanya, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (InfraNexia). Penandatanganan akta pemisahan dilakukan langsung oleh Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, bersama Direktur Utama InfraNexia, I Ketut Budi Utama, Kamis (18/12/2025) di Jakarta.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari persetujuan pemegang saham independen Telkom yang diperoleh melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) beberapa waktu lalu. Prosesi tersebut juga disaksikan Managing Director Business-2 Telkom, Danantara Setyanto Hantoro, serta Komisaris Telkom, Rizal Mallarangeng.

Spin-off ini menjadi salah satu tonggak penting dalam penguatan infrastruktur digital Telkom dan percepatan implementasi strategi transformasi jangka menengah TLKM 30. Dengan pengalihan sebagian aset dan bisnis fiber, InfraNexia kini menguasai lebih dari 50 persen total aset jaringan fiber Telkom, mencakup infrastruktur akses, agregasi, backbone, hingga fasilitas pendukung lainnya. Nilai transaksi pada fase pertama mencapai Rp35,8 triliun, sementara fase kedua ditargetkan rampung pada 2026.

Setelah transaksi, kepemilikan saham Telkom di InfraNexia meningkat menjadi 99,9999997 persen, menegaskan Telkom sebagai pemegang saham pengendali. Meski demikian, InfraNexia akan tetap beroperasi secara netral dalam menyediakan layanan fiber wholesale, baik untuk pelanggan internal TelkomGroup maupun pihak eksternal.

Dian Siswarini menekankan bahwa pemisahan ini sejalan dengan strategi TLKM 30 untuk meningkatkan fokus bisnis, efisiensi operasional, dan memaksimalkan nilai aset strategis. “Pembentukan entitas khusus untuk pengelolaan infrastruktur fiber ini mengikuti praktik terbaik industri telekomunikasi global, yang terbukti meningkatkan efisiensi dan peluang kemitraan strategis,” ujarnya.

Sementara itu, I Ketut Budi Utama menegaskan komitmen InfraNexia untuk menghadirkan layanan fiber connectivity secara adil, transparan, dan terbuka. Kehadiran InfraNexia diharapkan dapat memperkuat ekosistem konektivitas nasional, menciptakan layanan yang lebih efisien, kompetitif, dan mendukung pertumbuhan digital Indonesia.

Topik:

Telkom InfraNexia Spin-off Fiber Connectivity Infrastruktur Digital TLKM 30 Transformasi Telekomunikasi