Bank Dunia Soroti Kualitas Pasar Tenaga Kerja RI

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 18 Desember 2025 20 jam yang lalu
World Bank (Foto: Repro)
World Bank (Foto: Repro)

Jakarta, MI - Bank Dunia mengingatkan potensi tekanan terhadap kesejahteraan rumah tangga Indonesia seiring tantangan yang masih membayangi pasar tenaga kerja. Peringatan ini disampaikan meski lembaga keuangan multilateral tersebut memproyeksikan prospek ekonomi Indonesia tetap solid dalam dua tahun ke depan.

Dalam laporan Indonesia Economic Prospects (IEP) edisi Desember 2025, Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% pada 2025 dan 2026, lebih tinggi dibandingkan perkiraan Juni lalu yang berada di level 4,7%. 

"Meskipun stabilitas makroekonomi tetap terjaga, tantangan muncul dari kondisi pasar tenaga kerja yang berdampak pada kesejahteraan rumah tangga," tulis Bank Dunia dalam laporannya, dikutip Kamis (18/12/2025).

Dalam laporan tersebut, Bank Dunia mencatat kontribusi konsumsi swasta terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat menjadi 2,7 poin, atau 53,3% dari PDB. Angka ini turun dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang berada di level 2,8 poin.

Menurut Bank Dunia, perlambatan itu sejalan dengan sejumlah indikator pasar tenaga kerja Tanah Air yang masih menunjukkan tantangan dalam segi kualitas pekerjaan.

Meski jumlah penduduk yang bekerja tercatat meningkat 1,3% secara tahunan dalam periode Agustus 2024 hingga Agustus 2025, namun kenaikan itu masih terkonsentrasi pada sektor dengan tingkat upah rendah.

"Upah riil menunjukkan tren penurunan sejak 2018, dan struktur ketenagakerjaan memperlihatkan gejala polarisasi, di mana pekerjaan dengan keterampilan menengah terus menyusut dibandingkan dengan segmen pekerjaan berketerampilan rendah dan tinggi," jelasnya. 

Bank Dunia menilai indikasi tersebut selaras dengan hasil berbagai survei yang menunjukkan semakin lebarnya kesenjangan antara peningkatan kesejahteraan secara objektif dan persepsi subjektif masyarakat.

Meskipun angka kemiskinan secara statistik menurun, semakin banyak rumah tangga yang mengaku masih berada dalam kondisi miskin. Situasi ini berdampak pada pelemahan pendapatan, terutama di kalangan kelas menengah.

"Pola-pola tersebut menekan konsumsi rumah tangga dan memperkuat kecenderungan menabung secara berjaga-jaga, meskipun indikator makroekonomi utama secara umum masih menunjukkan kinerja yang solid."

Topik:

bank-dunia tenaga-kerja-ri