Empat Hari Berturut-turut, Saham PANI Masih Tertekan
Jakarta, MI - Saham emiten properti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) kembali berada di bawah tekanan pada perdagangan Selasa (23/12/2025), memperpanjang tren pelemahan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Tekanan pada saham PANI terjadi seiring berakhirnya masa perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau PANI-R yang resmi ditutup pada 18 Desember 2025.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 10.25 WIB, saham PANI tercatat turun 3,27 persen ke level Rp11.825 per saham. Nilai transaksi saham ini mencapai Rp108,60 miliar, menandakan aktivitas perdagangan yang masih cukup tinggi di tengah tekanan jual.
Seiring pergerakan tersebut, saham emiten properti milik taipan Aguan dan Grup Salim ini tercatat melemah selama empat hari perdagangan berturut-turut. Secara kumulatif, harga saham PANI telah turun 12,43 persen dalam sepekan dan terkoreksi 15,38 persen dalam satu bulan terakhir.
Adapun sepanjang tahun 2025, saham PANI sudah mengalami penurunan sebesar 25,75 persen, sehingga berpotensi mengakhiri tren kinerja tahunan fenomenal yang dibukukan perseroan sejak 2021.
Sebelumnya, pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai saham PANI saat ini berada pada fase krusial setelah pelaksanaan rights issue.
“Saham PANI setelah rights issue memiliki free float di kisaran 15,70 persen ke atas. Ini artinya PANI memiliki free float market cap (FFMCAP) saat ini di angka Rp37,64 triliun,” kata Michael, Senin (22/12/2025).
Ia menjelaskan, dengan kondisi tersebut saham PANI dinilai telah memenuhi persyaratan untuk masuk ke dalam indeks global.
“Sesuai dengan aturan MSCI, di mana saham dengan free float di atas 15 persen memiliki syarat minimum untuk masuk sebesar USD1,768 miliar, maka PANI sudah eligible untuk masuk ke MSCI tanpa perlu kenaikan harga lagi,” ucapnya.
Terkait tekanan harga saham yang terjadi belakangan ini, Michael menilai tekanan yang terjadi lebih bersifat teknikal.
“Mengenai potensi koreksi, sepertinya investor melakukan aksi sell off dikarenakan hal tersebut,” imbuhnya.
Di sisi lain, ia menekankan bahwa dana yang diperoleh PANI dari pelaksanaan rights issue memiliki arah penggunaan yang strategis.
“Perlu dicatat juga bahwa hasil rights issue dari PANI itu sendiri akan digunakan untuk melakukan pembelian anak usahanya, yaitu CBDK, sehingga terlihat pergerakan yang kontras antara kedua emiten tersebut,” kata Michael.
Topik:
pani rights-issue saham