Prabowo Minta Laporan Bea Cukai ke Menkeu Purbaya usai Ultimatum

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 15 Desember 2025 5 jam yang lalu
Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas di kediamannya, Hambalang (Foto: BPMI Setpres)
Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas di kediamannya, Hambalang (Foto: BPMI Setpres)

Jakarta, MI - Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menteri di kediaman pribadinya di Hambalang, Jawa Barat, pada Minggu malam. Rapat tersebut membahas berbagai isu strategis, mulai dari penanganan bencana hingga perkembangan terkini perekonomian nasional.

Dalam agenda ekonomi, Prabowo meminta laporan langsung dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terkait kondisi fiskal, termasuk sektor bea cukai dan perpajakan. 

"Turut dibahas perkembangan terkini perekonomian di Tanah Air, termasuk bea cukai dan pajak," tulis Sekretariat Presiden dalam keterangan resminya, dikutip pada Senin (15/12/2025).

Selain isu itu, Prabowo meminta laporan mengenai kondisi stabilitas ketahanan pangan serta perkembangan harga kebutuhan pokok menjelang masa libur Natal dan Tahun Baru.

Prabowo juga menyoroti kebijakan pemberian insentif bagi sejumlah sektor guna mendukung kelancaran mobilitas masyarakat pada libur akhir tahun. Insentif tersebut mencakup penurunan tarif jalan tol, potongan harga tiket pesawat, kereta api, dan kapal laut, serta keringanan pada berbagai fasilitas publik.

Sementara dalam penanganan bencana, Prabowo meminta agar pembangunan hunian sementara dan hunian tetap untuk seluruh warga terdampak bencana di Sumatra dipercepat.

Selain itu, Prabowo menekankan perlunya penambahan secara optimal alat berat dan truk air minum, persediaan air bersih, serta toilet portable, terutama di lokasi yang paling terdampak. Prabowo meminta Menteri PU Dody Hanggodo untuk memastikan semua pengungsi mendapat kebutuhan tersebut.

Sorotan ke Bea Cukai

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan tengah menjadi perhatian publik dalam beberapa waktu terakhir. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bahkan melontarkan peringatan keras agar institusi tersebut segera melakukan pembenahan menyeluruh. 

Purbaya menegaskan, pembekuan Bea Cukai bisa menjadi opsi apabila perbaikan tidak segera direalisasikan.

Ia menilai, selama ini kapasitas kerja pegawai Bea Cukai sebenarnya bagus dan mampu meningkatkan pelayanan. Namun, menurutnya perlu sedikit dipecut dengan ancaman pembekuan agar kinerjanya maksimal.

"Bea Cukai sudah cukup bergerak cepat dalam beberapa minggu terakhir. Rupanya memang orang Bea Cukai pintar-pintar, hanya tinggal digebukin saja, digebuk-gebuk, dua minggu keluar," kata Purbaya di Terminal 3 dan Terminal Mustika Alam Sari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (12/12/2025) lalu.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Djaka Budhi Utama, menegaskan komitmen institusinya untuk melakukan pembenahan menyeluruh. Upaya perbaikan mencakup pembenahan budaya organisasi, peningkatan kinerja, hingga peningkatan pengawasan di pelabuhan dan bandara.

"Apa yang menjadi sejarah kelam tahun 1985-1995 itu, kita tidak ingin itu terjadi ataupun diulangi oleh Bea Cukai sehingga tentunya Bea Cukai harus berbenah diri untuk menghilangkan image negatif," tutur Djaka di Kantor Bea Cukai, Jakarta, Rabu (3/12/2025) lalu.

Topik:

presiden-prabowo bea-cukai ekonomi-indonesia purbaya-yudhi-sadewa