Kredit Bank hanya Tumbuh 7,74% pada November 2025

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 17 Desember 2025 4 jam yang lalu
Bank Indonesia (Dok: MI)
Bank Indonesia (Dok: MI)

Jakarta, MI - Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perbankan pada November 2025 mencapai 7,74% secara tahunan (year on year/yoy). Laju ini meningkat tipis dibandingkan pertumbuhan Oktober 2025 yang sebesar 7,36% yoy.

Gubernur BI Perry Warjiyo menilai kontribusi kredit perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional masih perlu diperkuat. Menurutnya, permintaan kredit belum menunjukkan penguatan yang signifikan.

"Permintaan kredit terindikasi belum kuat dipengaruhi oleh perilaku wait and see (menunggu dan mengamati) dari pelaku usaha, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, serta penurunan suku bunga kredit yang masih lambat," ujar Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (17/12/2025).

Perry menjelaskan, secara umum minat perbankan untuk menyalurkan kredit masih terjaga. Hal ini tercermin pada persyaratan pemberian kredit (lending requirement) yang semakin longgar, kecuali pada segmen kredit konsumsi dan Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) akibat peningkatan risiko kredit pada kedua segmen tersebut.

"Kondisi ini memengaruhi pertumbuhan kredit UMKM November 2025 yang terkontraksi sebesar 0,64% (yoy)," katanya.

BI memproyeksikan pertumbuhan kredit sepanjang 2025 berada di kisaran bawah target 8-11% yoy, dengan tren peningkatan yang diperkirakan berlanjut pada 2026.
 
Data BI juga menunjukkan nilai fasilitas kredit yang belum dicairkan (undisbursed loan) masih cukup besar. Hingga November 2025, undisbursed loan mencapai Rp2.509,4 triliun atau 23,18% dari plafon kredit yang tersedia.

Dari sisi penawaran, kapasitas pembiayaan bank tetap memadai ditopang oleh rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang meningkat menjadi sebesar 29,67% dan DPK yang tumbuh sebesar 12,03% (yoy) pada November 2025.

Penguatan tersebut didukung oleh ekspansi likuiditas moneter, pelonggaran Kebijakan Insentif Makroprudensial (KLM) BI, serta ekspansi keuangan pemerintah, termasuk penempatan dana pemerintah pada beberapa bank besar. 

Ke depan, Bank Indonesia menegaskan akan terus meningkatkan koordinasi dengan pemerintah dan KSSK guna mendorong pertumbuhan kredit dan pembiayaan perbankan, sekaligus memperbaiki struktur suku bunga agar lebih efektif mendukung aktivitas ekonomi.

Topik:

bank-indonesia kredit-perbankan