Gubernur Dedi Mulyadi: Jangan Sekadar Bagikan Sembako saat Banjir
Jakarta, MI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan persoalan banjir di Jawa Barat, tidak akan selesai begitu saja hanya dengan memberi bantuan sembako. Saat ini, banyak daerah di Jawa Barat, seperti Bekasi dan Puncak di Kabupaten Bogor, sedang mengalami banjir yang cukup parah.
"Setiap bencana penyelesaiannya cuman dengan sembako. Saya enggak mau," kata Dedi dalam video yang diunggah di akun Instagram miliknya @dedimulyadi71, dikutip Jumat (7/3/2025).
Menurut Dedi, pemberian sembako telah menjadi kebiasaan yang umum dilakukan oleh para kepala daerah di Jawa Barat. Hal ini tidak hanya berlaku untuk korban banjir, tetapi juga untuk berbagai bencana lainnya.
"Kita ini punya ciri khas. Banjir dikirim sembako, longsor dikirim sembako, kebakaran dikirim sembako. Seluruh masalah penyelesaiannya sembako," ujarnya.
Maka dari itu, Dedi menekankan penanganan banjir dengan pendekatan yang lebih menyeluruh, termasuk pengembalian kawasan konservasi ke fungsi semula.
“Puncak kembalikan menjadi daerah konservasi, menjadi daerah hijau, tidak boleh semena-mena,” jelasnya.
Selain itu, Dedi mengeklaim akan memastikan daerah-daerah perkebunan maupun perhutanan tidak lagi dialihfungsikan sebagai area lain. Dia lantas menyoroti PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
“Saya katakan PTPN sudah bertentangan dengan kalimatnya. Judulnya PT Perkebunan tapi kerjanya nyewain tanah. PT Perkebunan tapi di perkebunannya banyak bangunan. Jangan jadi PT Perkebunan menurut saya, ganti menjadi PT Kontraktor Tanah," ungkapnya.
"Ini harus diubah, untuk itu caranya bagaimana? Caranya adalah seluruh area PTPN hanya dua peruntukannya, perkebunan atau perhutanan. Jangan untuk area lain,” sambungnya.
Di sisi lain, Dedi mengaku tak habis pikir dengan terjadinya banjir bandang di Puncak. Sebab, Puncak merupakan kawasan dataran tinggi yang sebenarnya berada di ketinggian sekitar 1.000 hingga 1.500 meter di atas permukaan laut.
“Yang paling aneh adalah Puncak banjir. Kan aneh, Puncak banjir aneh. Kalau Karawang banjir enggak aneh, Bekasi banjir enggak aneh, Subang banjir tidak aneh karena daya tanahnya rendah, cekungannya ke bawah. Ini Puncak banjir,” tandasnya.
Topik:
Gubernur Dedi Mulyadi BanjirBerita Terkait
Alex Indra soal Dana Rehabilitasi Hutan Rp62.500 per Ha: Apa yang Mau Diperbaiki?
1 hari yang lalu
BMKG Keluarkan Peringatan Dini: Cuaca Ekstrem Mengintai Jelang Libur Nataru
3 Desember 2025 13:29 WIB
Banjir dan Longsor Sumatra: 774 Orang Meninggal, 551 Masih Hilang
3 Desember 2025 10:55 WIB