Menteri PU: Kerjasama Pembangunan Infrastruktur Indonesia-China Makin Strategis

Zul Sikumbang
Zul Sikumbang
Diperbarui 9 Desember 2025 11 jam yang lalu
Menteri PU, Dody Hanggodo memyampaikan sambutan dalam Seminar “The Indonesia-China Infrastructure Investment and Construction”, Jakarta, Selasa (9/12). PU/MI
Menteri PU, Dody Hanggodo memyampaikan sambutan dalam Seminar “The Indonesia-China Infrastructure Investment and Construction”, Jakarta, Selasa (9/12). PU/MI

Jakarta, MI - Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mengatakan, kerjasama pembangunan infrastruktur antara Indonesia-China makin kuat dan strategis.

Hal itu disampaikan Menteri PU sebagai Pembicara Kunci dalam seminar “The Indonesia-China Infrastructure Investment and Construction”, Jakarta, Selasa (9/12).

Acara yang dihadiri oleh pejabat dan pemangku kepentingan kedua negara, Menteri Dody menekankan, Kementerian PU menjadi poros utama percepatan pembangunan strategis Indonesia, terutama dalam memastikan setiap kerja sama internasional sejalan dengan agenda ketahanan air, ketahanan pangan, dan ketahanan energi sebagaimana tercantum dalam Asta Cita dan kerangka PU608.

“Kerja sama Indonesia - China dalam bidang infrastruktur kini memasuki fase yang semakin strategis. Selama 75 tahun hubungan diplomatik, kedua negara secara konsisten bekerja sama. Fondasi itulah yang memungkinkan pembangunan bersama terus berkembang,” kata Menteri Dody.

Ia menjelaskan arah pembangunan Indonesia telah terpetakan dalam RPJMN 2025–2029 yang menempatkan tiga pilar strategis yakni air, pangan, dan energi sebagai inti pembangunan. Ia menegaskan bahwa Kementerian PU memiliki mandat utama untuk memastikan ketiga pilar tersebut diwujudkan melalui infrastruktur yang tepat sasaran.

“Ketahanan air, pangan, dan energi bukan sekadar program teknis. Ini kebutuhan dasar bagi keberlanjutan bangsa. Karena itu, seluruh kolaborasi internasional harus selaras dengan arah tersebut,” tegasnya.

Menteri Dody memastikan setiap kerja sama luar negeri tidak hanya mengalir sebagai proyek konstruksi, tetapi sebagai bagian integral dari strategi nasional yang terukur.

Dalam forum tersebut, Menteri Dody memanfaatkan momentum untuk mengumumkan tiga proyek Government-to-Government (G-to-G) yang telah dikurasi dengan ketat dan siap memasuki pembahasan pembiayaan.

Adapun Tiga proyek yang dimaksud adalah Bendungan Serbaguna Riam Kiwa, Bendungan Serbaguna Pelosika, dan Pembangunan Jalan Perbatasan Kalimantan. Menteri Dody menegaskan bahwa seluruh proyek telah melalui kajian komprehensif dan menunjukkan bagaimana Kementerian PU berada di garis depan perencanaan strategis nasional.

“Ketiga proyek ini sudah berada dalam tahap siap pembiayaan. Kami tidak lagi berbicara rencana, tetapi implementasi. Ini proyek jangkar untuk ketahanan air, irigasi, dan konektivitas nasional,” ucapnya.

Ditambahkan, pembangunan infrastruktur tidak hanya mengandalkan anggaran negara, tapi perlu memperluas partisipasi swasta melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

“Dalam pembangunan infrastruktur modern, sektor swasta harus menjadi bagian dari ekosistem. Proyek WTE (Manggar Waste-to-Energy di Balikpapan), PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro di Way Sekampung, Tapin, Leuwikeris, Cipanas, dan Karalloe), dan konsesi tol (di Bali, Jawa Tengah, dan Jawa Barat) adalah contoh bagaimana model pembiayaan berlapis bisa berjalan,” sebut dia.

 


Menteri Dody juga menyampaikan kementeriannya tidak hanya fokus pada proyek, tetapi pada pembentukan pola baru pembangunan yang lebih adaptif dan berkelanjutan menghadapi tantangan jangka panjang. Sebagai contohnya Proyek Integrated Coastal Development (ICD) di Pantai Utara Jawa—sepanjang 900 kilometer.

“ICD bukan sekadar proyek konstruksi, ini sistem perlindungan untuk lebih dari 40 juta warga. KemenPU kini bekerja lebih erat dengan Kemenko Infrastruktur, Bappenas, dan Kementerian Keuangan. Kejelasan proses adalah insentif terbaik bagi semua pihak,” katanya.

Menutup pemaparannya, Dody menyebutkan, pembangunan infrastruktur tidak hanya diukur dari angka atau ukuran fisik, tetapi dari dampaknya terhadap masyarakat.

“Infrastruktur tidak diukur dari panjang jalan atau daya listrik. Ukurannya adalah manfaat bagi masyarakat—keamanan, produktivitas, dan kesempatan ekonomi,” jelasnya.

Topik:

Menteri PU Dody Hanggodo The Indonesia-China Infrastructure Investment and Construction